04/07/16

Kosong adalah Ada dan Ada adalah Kosong

Mendengar kata Kosong adalah Ada dan Ada adalah Kosong sebenarnya pada awalnya membuat saya agak bingung, bingung karna tidak mengetahui apa arti kalimat tersebut, bagaimana mungkin kosong itu ada dan ada itu kosong. Istilah ini sering didengungkan oleh sebuah agama.

Setelah beberapa kali membaca dan belajar fisika, barulah saya mengerti tentang artinya ini, meskipun pengertian saya disini tidaklah sebijak pengertian yang diberikan oleh para pemuka agama, namun saya memang sedikit mengerti tentang ada adalah kosong dan kosong adalah ada.

Bahwa semua yang kita sadari sebagai realita tidaklah semuanya benar, kita menyadari sesuatu materi hanyalah berdasarkan kemampuan kita saja, pada faktanya kita hanya melihat sesuatu dengan cara pandang dan cara ukur sesuai kemampuan kita sebagai manusia.

Bahwa diluar kemampuan kita terdapat alat ukur lain yang bisa memecahkan segala pemikiran kita sebelumnya tentang sebuah realitas. Ada adalah Kosong dan Kosong adalah Ada. 
Sebagai contoh kita melihat udara sebagai sesuatu yang kosong, namun jika kita menggunakan kaca pembesar dengan pembesaran ribuan kali, kita akan melihat benda-benda kecil yang tidak kasat mata, bisa saja itu bakteri, virus, molekul N, atau molekul O2, atau mikro organisme lainnya.

Nah mikro organisme, virus atau molekul sekalipun jika kita perbesar jutaan kali ternyata juga memiliki inti atom, inti sel, atau partikel neutron, proton serta muatan positif negatif dan masih ada ruang kosong lintasan neutron dan proton yang masih kosong yang memungkinkan ketidakstabilan sebuah materi yang memungkinkan terjadinya perikatan tarik-menarik dan bisa memicu kehidupan.

Saya sebelumnya terkagum-kagum terhadap sebuah agama yang bisa memberikan statemen ada adalah kosong dan kosong adalah ada tersebut, bagaimana mungkin agama yang berdiri ribuan tahun yang lalu bisa mengetahui hal tersebut.

Manusia hanya menafsirkan "realitas" berdasarkan kemampuannya mencerna informasi yang ada dihadapannya, dan bagaimana ia menggunakan standar "tolak ukurnya" untuk mencerna realitas, padahal sebenarnya manusia tidak benar-benar bisa memahami apa yang terjadi di alam semesta ini.

Bahwa realitas yang sebenarnya itu tidaklah terukur dan terpahami, semua yang kita terjemahkan melalui otak kita masih berupa misteri, roh, jiwa, kesadaran masih saja menjadi pertanyaan yang belum terjawab sampai saa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...