03/09/18

The Holy Land

Holy landku hanyalah semboyan, semboyan bagi sebuah pembeda lokasi, toh tanah itu masih diduduki oleh penduduk, penduduknya masih hobi "ee" dan mandi cuci kakus, limbahnya dibuang ke dalam tanah maupun ke sungai-sungai.

Pipis meresap ke dalam pusat bumi akibat gaya tarik bumi, disaring oleh tanah-tanah ataupun menguap bersama udara panas, meninggalkan sisa-sisa residu kehidupan, menjadi bahan organik yang subur bagi kehidupan selanjutnya.

Ah, aku mengguman, bukankah kekotoran adalah sumber kehidupan bagi organisme baru lainnya, dan bukankah daun yang membusuk menjadi sumber makanan bagi cacing-cacing?

Bukankah tempat yang kotor adalah tempat yang paling subur ? bukankah rahim berada tepat dibawah dekat dengan bagian yang bau itu ? wkwkww...tak mampu aku menyebutkan karena saru.

Holy land mungkin hanya sebutan bagi mereka yang merindukan kepuasan, kepuasan untuk memenuhi rasa rindu akan sang pencipta mereka ? tapi bagiku tanah dimanapun adalah sama, tempat berdiri, bercocok tanam dan menopang hidup dan suatu saat aku akan kembali ke dalam tanah dan menjadi bahan dasar untuk menopang hidup mahluk lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...