26/09/18

Suka Duka Menangani Nasabah Koperasi Part III

26/09/2018. Setiap manusia pada dasarnya unik, begitu juga nasabah koperasi, unik dan orisinil, takkan ada yang sama dan perilakunya beragam.

Nah dibagian III, saya akan berbagi pengalaman saya dengan nasabah yang bisa dibilang banyak bicara dan bergaya seperti toke, ramah dan suka memberi hadiah, namun ternyata ada sesuatu yang disembunyikan olehnya.

Nasabah ini diawal perkenalan, mengaku banyak kenal anggota /aparat, pernah masuk penjara karena membunuh, namun sekarang sudah tobat. Awalnya sebenarnya saja menolak memberi pinjaman kepada jenis nasabah seperti ini, karena saya sudah tahu, bahwa character mempunyai peran yang penting sebelum mengambil keputusan, namun karena ia mengajak teman tetangga rumah dan tetangga itu bersedia maka saya memberikannya pinjaman.

Awal pinjaman ia meminjam Rp. 1,3 Juta, angsuran berjalan sesuai dengan perjanjian, meskipun ada telat-telat waktu, dapat dimaklumi, jaminan awal adalah BPKB angkot.
Pinjaman kedua berjalan juga dengan lancar, pada pinjaman kedua, nasabah meminjam sebesar Rp. 2 juta, dan dibayar dengan lancar oleh nasabah tersebut.

Nah yang menjadi masalah adalah pada pinjaman ke -3, nasabah tadi meminjam sebesar Rp. 3.5 juta, sudah menjadi kebiasaan jika nasabah yang riwayat peminjamannya lancar maka untuk pinjaman berikutnya berpotensi untuk dinaikkan nilai pinjamannya.

Pada pinjaman ke-3 ini saya mulai agak ragu untuk memberikan pinjaman, sebelum memberikan pinjaman, saya melakukan survei ke rumahnya untuk memudahkan mencari lokasi nasabah apabila nasabah itu telat membayar, maka saya mendatangi rumahnya, ternyata rumahnya masih ngontrak.

Mengingat riwayat pinjaman sebelumnya baik, maka saya memberikan pinjaman itu, dan ia hanya berhasil mengangsur sebanyak Rp. 1,5 juta, ketika macet, saya berusaha menemui dengan mendatangi rumahnya, dan bertemu, ia minta waktu tempo, saya beri, sampai akhirnya saya mencarinya dan tidak ketemu dan ia sudah pindah ke Batam.

Saya berpikir, bagaimana caranya mencari orang ke Batam, dengan biaya yang tidak sedikit, bisa saja biayanya nanti lebih besar dari hutangnya, maka saya tidak lagi mencari nasabah tersebut, dan menganggap tagihan yang belum dibayar tersebut merupakan kerugian dari koperasi.

Yah, itulah tantangan usaha koperasi, nasabah yang minggat takkan mengurangi semangat kami berusaha di bidang perkoperasian, dan tentu saja setiap usaha memiliki tantangannya sendiri.

Takkan ada yang mudah untuk mencapai sesuatu.

#Salam Koperasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...