05/05/17

Semua orang punya Panggungnya sendiri

Profesi, ya kata profesi, semakin ahli mereka di bidangnya, mereka disebut professional. Setiap bidang kehidupan memerlukan profesional seperti : dokter, guru, ahli bangunan, aparat, wartawan, penulis, aktor, agamawan, desaigner dll.

Profesi tersebut memberikan kebanggaan, kehormatan, dan sekaligus nafkah dan fungsi bagi sebuah sistem dalam kemasyarakatan. 

Yang menjadi fakta kemudian adalah, di dalam  profesionalitas tadi muncul pembagian wilayah "kekuasaan" berdasarkan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing profesional diatas. Sebagai contoh adalah : dokter memiliki "kekuasaan" di bidang pengobatan, dan keahlian yang diakui oleh masyarakat untuk mengobati sebuah penyakit.

Atau juga contoh lain seperti  guru, tentu saja mereka memiliki wilayah kekuasaan mereka di bidang pendidikan, tentu saja bila bicara tentang pendidikan mereka adalah masternya, dan apabila ada permasalahan pendidikan, mereka lah tentunya yg akan layak untuk menerapkan sebuah regulasi / ketentuan sesuai dengan keahlian mereka yang mumpuni di bidang itu.

Bisa dibilang bahwa profesi merupakan sebuah "panggung" ajang pembuktian kemampuan / keahlian di bidang tertentu yang dilakoni oleh manusia semasa hidupnya. Maka setiap orang berlomba-lomba untuk tampil terbaik diatas panggung mereka sendiri sesuai dengan minat dan pilihan hidupnya masing-masing.

Sebenarnya tidaklah menjadi masalah jika setiap manusia ingin maju, mengembangkan potensi yang ia miliki guna kemajuan sebuah peradaban melaui panggung-panggung yang mereka minati / sukai dalam hidupnya, namun yang menjadi masalah terkadang ialah, menggunakan panggung yang tidak pada tempatnya.

Beberapa contoh panggung yang tidak sesuai dengan penggunaannya adalah :
a. menggunakan panggung pendidikan untuk menggerakkan massaa.
b. menggunakan panggung agama untuk kegiatan bisnis.
c. menggunakan panggung jabatan untuk berbisnis yang seharusnya untuk melayani.

Sebagai seorang yang jeli, kita tidaklah boleh tertipu oleh penampilan panggung seseorang, karena jika ada niat yang tidak baik bisa saja  panggung digunakan tidak sesuai peruntukan. Beberapa contoh yg kita lihat beberapa saat ini adalah panggung agama digunakan untuk mengeruk kekayaan dengan harga yang katanya "pelayanan" namun tarifnya puluhan juta.

Contoh-contoh lain adalah kegiatan kemanusiaan yang sebenarnya untuk membantu sesama, dijadikan arena propaganda untuk menggiring opini publik untuk membenci sebuah kelompok, ada juga kegiatan amal yg kemudian uang hasil sumbangan untuk membeli benda-benda mahal.

Manusia adalah mahluk dengan sejuta kepentingan, kepentingan politik, pencitraan, kepentingan ekonomi, hegemoni ataupun kamuflase.

Sebagai manusia, kita harus cerdik untuk tidak mudah tertipu daya.

#salam pekok





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...