28/05/17

POLA DEVIDE ET IMPERA (PECAH BELAH)

Unity (Kesatuan) adalah harapan setiap orang, dengan bersatu maka kita akan lebih kuat. Hal kecil yang pernah kita terima saat saya bersekolah di Sekolah Dasar adalah istilah "Bersatu Kita Kuat Bercerai Kita Runtuh), waktu itu guru mengumpamakan sebuah sapu lidi, akan mudah dipatahkan ketika sebatang, namun akan sulit untuk dipatahkan jika seikat.

Mungkin kita perlu diingatkan bahwa dulu para pemuda bangsa kita, telah menyadari bahwa hanya dengan bersatu maka kekuatan kita akan besar, hanya dengan bersatu tujuan bangsa kita bisa dicapai, maka mereka mengikrarkan Sumpah Pemuda.

Namun saat ini upaya pecah belah sedang giat dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin menghancurkan bangsa ini, melalui politik devide et impera (pemecah belah), tanpa kita sadari mereka saat ini ingin membangun kebencian antar sesama anak bangsa.

Sejauh ini sesuai pengamatan kami pola yang mereka gunakan untuk memecah belah adalah :
1. Mencari Perbedaan.
2. Pisahkan.
3. Doktirn / Bangun rasa ekslusif / paling suci / paling baik
4. Cari perselisihan.
5. Benturkan.

Cara-cara seperti ini sedang giat dibangun oleh sekelompok orang di negara kita, mereka mencari-cari perbedaan yang ada dimasyarakat. Yang menjadi tantangan kemudian adalah kita sebagai bangsa Indonesia memiliki banyak sekali suku, ras dan agama, yang tentu saja berbeda.
Oleh sebab itu kita harus menerima perbendaan sebagai sesuatu fakta, bahwa kita semua berbeda, namun kita harus bisa saling menghargai perbedaan.

Kemudian bahwa saat ini sebagian orang ingin memisahkan antara suatu kelompok dengan kelompok yang lain, mencoba menciptakan "identitas" yang berbeda dengan yang lain, banyak orang saat ini lebih suka memisahkan diri dari grup-grup besar dan membuat grup sendiri dan menghindari komunikasi dengan alasan takut terpengaruh, takut terbawa-bawa dll.

Doktirn paling suci, terpilih, dan anak tuhan tanpa disadari menimbulkan ego ekslusifitas, bahwa kelompok mereka lah yang merupakan tangan kanan Tuhan, sang pewahyu dan lain-lain, rasa ekslusif menimbulkan rasa paling suci, dan gampang tersinggung, oleh karena itu buanglah rasa ekslusif dari diri kita agar kita lebih rendah hati dan tidak gampang tersinggung.

Jika kemudian kita bisa menerapkan itu semua, niscaya adapun masalah yang terjadi didalam masyarakat, mudah-mudahan kita akan bisa melihat sebuah perkara dengan pikiran yang jernih dan terhindar dari provokasi.

bukan begitu ?

Silahkan komen ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...