02/10/18

JUDI

02/10/2018. Suatu ketika sang ayah pernah berkata : " Jangan kamu benci judi, karena hidup ini adalah rupa-rupa judi". Saya terhenyak, tak percaya dengan ucapan sang ayah, dalam hati bertanya apakah ayah ini sedang menguji dan meminta pendapat saya atau memang dia beliau serius.

Lalu Ayah melanjutkan, : "Nak kamu itu terlahir sebagai anak ayah bisa diumpamakan dengan kartu pertama yang dibagikan pertama ketika akan bermain kartu 25", "kamu terlahir dalam keluarga ini, si A terlahir sebagai keluarga Bupati, si C terlahir dari ayah yang seorang Presiden dan si C yang terlahir dalam keluarga petani adalah sama hal dengan kartu pertama hasil kocokan sang bandar".

"kamu tak bisa menolak "jatah kartu pertamamu" dan kamu harus menerima dan memainkannya semaksimal kamu mampu untuk menang", lalu kamu bermain kartu, nah permainan kartumu harus disesuaikan dengan kartu yang dilemparkan orang agar cocok, kamu harus menyesuaikan diri dengan kartu temanmu, agar kamu bisa tetap "hidup" dan ikut bermain diantara sesamamu".

"Kamu bermain, menari-nari, kadang ketika langkahmu hampir mati, tiba-tiba kamu dibantu teman tanpa sengaja, tiba-tiba kamu bisa menang, kamu bisa menang meskipun  kamu punya kartu yang jelek, gak jaminan juga kamu akan menang jika kartumu bagus, tapi bisa juga kamu otomatis kartumu menang, jika sejak semula semua kartumu pasangannya (pair)nya banyak dan kamu punya banyak Joker dan AS (itu rezekimu sejak awal)".

Nah dalam hidup pun nak, perjalanan hidupmu bisa dirupa-rupakan sebagai perjudian, kamu memilih isteri yg baik, kamu menikahinya, eh belum tentu kamu akan pasti bahagia, bisa jadi istrimu sakit, meninggal dunia, atau kamu tidak punya momongan, kuatlah nak !, bisa jadi kamu buka usaha, berharap untung, namun kemudian menjadi buntung, bisa jadi kamu punya anak, kamu berniat mendidiknya dan berharap ia menjadi orang yang berguna, bisa jadi ia dipanggil yang Kuasa duluan.

Tidak ada yang pasti dalam hidup nak, makanya bisa dibilang kalau hidup ini adalah seperti perjudian, maka bijaklah dan berserahlah kepada Tuhan nak, jangan sombong dan selalulah rendah hati, hari ini kita beruntung, suatu saat kita bisa apes, tetap tegar dan selalu berserah dan jangan anti terhadap judi. 

26/09/18

Suka Duka Menangani Nasabah Koperasi Part III

26/09/2018. Setiap manusia pada dasarnya unik, begitu juga nasabah koperasi, unik dan orisinil, takkan ada yang sama dan perilakunya beragam.

Nah dibagian III, saya akan berbagi pengalaman saya dengan nasabah yang bisa dibilang banyak bicara dan bergaya seperti toke, ramah dan suka memberi hadiah, namun ternyata ada sesuatu yang disembunyikan olehnya.

Nasabah ini diawal perkenalan, mengaku banyak kenal anggota /aparat, pernah masuk penjara karena membunuh, namun sekarang sudah tobat. Awalnya sebenarnya saja menolak memberi pinjaman kepada jenis nasabah seperti ini, karena saya sudah tahu, bahwa character mempunyai peran yang penting sebelum mengambil keputusan, namun karena ia mengajak teman tetangga rumah dan tetangga itu bersedia maka saya memberikannya pinjaman.

Awal pinjaman ia meminjam Rp. 1,3 Juta, angsuran berjalan sesuai dengan perjanjian, meskipun ada telat-telat waktu, dapat dimaklumi, jaminan awal adalah BPKB angkot.
Pinjaman kedua berjalan juga dengan lancar, pada pinjaman kedua, nasabah meminjam sebesar Rp. 2 juta, dan dibayar dengan lancar oleh nasabah tersebut.

Nah yang menjadi masalah adalah pada pinjaman ke -3, nasabah tadi meminjam sebesar Rp. 3.5 juta, sudah menjadi kebiasaan jika nasabah yang riwayat peminjamannya lancar maka untuk pinjaman berikutnya berpotensi untuk dinaikkan nilai pinjamannya.

Pada pinjaman ke-3 ini saya mulai agak ragu untuk memberikan pinjaman, sebelum memberikan pinjaman, saya melakukan survei ke rumahnya untuk memudahkan mencari lokasi nasabah apabila nasabah itu telat membayar, maka saya mendatangi rumahnya, ternyata rumahnya masih ngontrak.

Mengingat riwayat pinjaman sebelumnya baik, maka saya memberikan pinjaman itu, dan ia hanya berhasil mengangsur sebanyak Rp. 1,5 juta, ketika macet, saya berusaha menemui dengan mendatangi rumahnya, dan bertemu, ia minta waktu tempo, saya beri, sampai akhirnya saya mencarinya dan tidak ketemu dan ia sudah pindah ke Batam.

Saya berpikir, bagaimana caranya mencari orang ke Batam, dengan biaya yang tidak sedikit, bisa saja biayanya nanti lebih besar dari hutangnya, maka saya tidak lagi mencari nasabah tersebut, dan menganggap tagihan yang belum dibayar tersebut merupakan kerugian dari koperasi.

Yah, itulah tantangan usaha koperasi, nasabah yang minggat takkan mengurangi semangat kami berusaha di bidang perkoperasian, dan tentu saja setiap usaha memiliki tantangannya sendiri.

Takkan ada yang mudah untuk mencapai sesuatu.

#Salam Koperasi

Suka Duka Menangani Nasabah Koperasi Part II

26/09/2018. Seperti kisah sebelumnya pada part I, nasabah kali ini lumayan bengis, muka tembok dan tak tahu malu, dia yang minjam tapi lebih ganas daripada yang nagih, alasannya mulai dari kucingnya meninggal, keluarganya sedang kena musibah atau dengan alasan sedang tak punya uang.

Karakter, ternyata adalah bagian yang juga penting bagi industri jasa keuangan, (finance / koperasi, credit union, leasing, kredit  dll) dalam menilai nasabah sebelum memberikan pinjaman kepada calon debitur / nasabah.

Nasabah nakal, tentu saja sangat dihindari dalam industri jasa keuangan, namun terkadang semahir apapun kredit analis (orang yang menilai kelayakan nasabah) tentu saja ada margin error / kesalahan, sehingga terkadang tetap memberikan pinjaman kepada nasabah yang punya karakter jelek tersebut.

Singkat cerita, saya pernah memberikan pinjaman mikro kepada nasabah seperti itu, nilainya tidak banyak hanya sebesar Rp. 1,5 juta dengan jangka waktu pinjaman selama 1 tahun dengan angsuran Rp. 200 ribu/bulan.

Angsuran pertama lancar, namun pada angsuran ke dua - berikutnya macet dan tidak mau membayar, saya kemudian mendatangi rumahnya dan menagih dengan cara baik-baik, namun selalu saja ada alasannya, dan alasannya beragam dan sudah saja sebutkan diatas.

Sesampainya dirumahnya ia menjelaskan bahwa bukan ia saja yang menggunakan uang tersebut dan BPKB kendaraan yang menjadi jaminan di koperasi itu bukan miliknya, dan silahkan saja disita kendaraannya, karena bukan miliknya, namun saya menjelaskan bahwa ia yang menandatangani Surat Perjanjian Kredit (SPK) dan bersedia untuk membayar, namun tetap saja ia menyanggah.

2 tahun berlalu, pinjaman tidak lunas-lunas dan akhirnya sang pemilik BPKB datang ke koperasi untuk membayar, namun yang ia bayar hanya sejumlah uang yang digunakannya saja, tanpa bunga pula, hehe.... kadang-kadang aneh lah manusia ini, pada saat meminjam dijelaskan syarat dan ketentuan, dan ia mengatakan mengerti dan menyaggupi syarat dan ketentuan, namun pada saat akan pembayaran ia berkilah dengan banyak alasan.

Sampai saat ini setelah 2 tahun berlalu, yang berhasil ditagih dari pinjaman ini hanya sebesar Rp. 1.610.000.- hanya untung Rp. 110.000  dari pokok pinjaman, saya bersyukur memang bahwa pokok pinjaman sudah lunas, namun jika dihitung dari bunga bank masih rugi.

Lelah berdebat, koperasi kemudian tidak lagi menagih sisa tagihan yang belum dibayar karena menghindari perdebatan, disamping yang ditagih tak mengerti, kadang harus ada prinsip mengalah asalkan bisa terhindar dari masalah dan kembali ke prinsip dagang tadi, tidak semua dagangan harus untung ada kalanya kita harus iklas untuk rugi.

#Salam Koperasi

Suka Duka Menangani Nasabah Koperasi Part I

26/09/2018. Menjalani usaha koperasi bukanlah sesuatu perkara yang mudah, sama saja dengan yang lain, tentu saja punya tantangan dan rintangannya sendiri, dibutuhkan kesabaran, ketabahan, mental yang kuat agar bisa bertahan dan usaha tetap berjalan serta menekan angka kerugian.

Selama hampir berjalan 3 tahun, banyak pengalaman yang bisa diraih dan dijadikan guru dalam menjalani usaha ini, mulai dari nasabah yang fiktif (data dan alamat palsu), tidak mau membayar, hingga minggatnya nasabah.

Waktu dan pengalaman dalam menjadi guru untuk ke depan, bagaimana  menilai nasabah yang layak dan tidak layak untuk diberikan pinjaman.

Nah pertama kali ini saya akan memberikan kisah seorang nasabah saya, sebut saja namanya WATI, yang pernah menjadi nasabah saya dengan pinjaman sebesar Rp. 2 juta dengan angsuran selama 12 bulan sebesar Rp. 317 ribu.

Ketika itu dipertengahan tahun 2016, datang seorang nenek dan cucu yang datang ke koperasi kami untuk meminjam uang, setelah dijelaskan ketentuan dan bunganya ia lalu sepakat dan kami menjelasakan untuk pinjaman ini harus dilengkapi dengan jaminan berupa BPKB, setelah dijelaskan ia pun menandatangani Surat Perjanjian Kredit yang kami buat, setelah itu uang pun diberikan, kwitansi ditandatangani dan ia membayar biaya adm Rp. 15 ribu dan tabungan Rp. 5 ribu.

Setelah itu tidak pernah muncul kabar, satu bulan, dua bulan, tiga bulan juga tidak ada angsuran yang dibayar sesuai perjanjian, saya pun kemudian mencari rumah sang nasabah dan ditemukan dan ternyata pada saat dirumah tersebut bahwa sang nenek menjelasakan jika uang pinjaman tersebut tidak digunakan sepenuhnya antara oleh nenek tersebut, melainkan dibagi 2 dengan sang cucu, nah masalahnya adalah ketika akan melaksanakan pembayaran sang cucu ingkar janji dan tidak mau membayar. 

 Melihat situasi itu, sang nenek menjadi terjepit, karena jaminan BPKB miliknyalah yang digunakan untuk jaminan di koperasi pada saat meminjam, saya pun kemudian memberikan solusi bagaimana cara agar sang nenek untuk tetap dapat membayar angsuran, namun dengan keringanan tentunya, saya berpikir daripada uang koperasi hilang maka angsuran diturunkan dari Rp. 317 ribu menjadi Rp. 200 ribu / bulan, bagaimana koperasi tidak rugi dan tetap balik modal, meskipun sudah melenceng dari perjanjian awal.

Setiap bulan sang nenek tetap berusaha membayar, meskipun kadang macet sampai 3 bulan, koperasi harus tetap sabar, dan terus berupaya menagih bagaimana koperasi tidak tekor, karena sudah menjadi prinsip dalam perdagangan, tidak ada dagang yang selalu untung, dari beberapa item barang yang kita jual, tentu saja ada barang yang rugi dan ada yang untung, yang ada adalah bagaimana kita bisa menekan kerugian dan memaksimalkan untung.

Nah dalam koperasi juga ada nasabah yang tidak menguntungkan (Non Profit Loan / istilah perbankannya), namun tetap ada juga nasabah yang berkarakter baik dan selalu membayar dengan tertib dan sesuai perjanjian.

Sudah 2 tahun berlalu sejak pinjaman itu berlangsung, namun sampai saat ini pinjaman juga belum selesai, masih ada tagihan yang belum dibayar sebesar Rp. 300 ribu, namun untuk pokok pinjaman sudah lunas, sebuah fakta diluar estimasi, yang pada awalnya koperasi hanya berharap modal kembali, namun sekarang sudah ada untung Rp. 700 ribu.

Pengalaman itu memberikan saya pelajaran bahwa jika ada calon nasabah yang harus meminjam, maka sebaiknya kita tanyakan, untuk apa pinjaman itu dan apakah untuk dipakai sendiri ? jika untuk dipakai bersama, namun menggunakan jaminan salah satu orang saja, akan bisa menjadi masalah dikemudian hari.

# Salam Koperasi

13/09/18

Mengapa Rupiah Melemah,dan Bagaimana Cara mengatasinya ? Sebuah Pendapat

Sebulan ini, trending soal Dollar yang naik menjadi topik yang hangat dibahas, kejadian ini membuat situasi agak memanas, maklum sebentar lagi pilpres, bisa menjadi isu yang seksi untuk dijual dan digunakan untuk menjatuhkan lawa.

Nah, terlepas dari masalah politik tadi, kita coba untuk belajar membahas, apa yang membuat rupiah anjlok, apakah benar ini akibat kesalahan pengelolaan keuangan oleh pemerintah, atau ada faktor lain.

Nah dalam perdagangan dunia, dikenal istilah ekspor-impor, ekspor- impor ini sangat mempengaruhi arus peredaran / perpindahan uang dari suatu negara ke negara lain, jika negara A lebih banyak melakukan ekspor daripada impor, maka uang dari negara lain lebih banyak masuk kenegara A, karena akibat penjualan, maka terjadi pembayaran, dan ada perpindahan uang yaitu keuntungan yang masuk ke negara A.

Sebaliknya jika negara A lebih banyak melakukan impor, maka lebih banyak uang yang keluar dari negara itu, maka uangnya akan pindah ke negara sumber impor tadi. Nah dalam perdagangan antar negara jika neraca ekspornya - impor defisit / kalah bayar makan mata uang negara itu akan turun.

Kemudian mata uang suatu negara juga dipengaruhi oleh gross product domestic (produk dalam negeri), apakah negara itu sedikit / banyak menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhan negara itu sendiri, dan apakah hasil produksinya bisa dipasarkan ke negara lain atau malah impor, sehingga uang dari negara itu berpindah ke negara lain.

Kualitas barang ekspor juga berpengaruh terhadap nilai ekspor dan impor, dan tentu akan mempengaruhi jumlah arus kas masuk-keluar uang dari sebuah negara. Sebagai contoh adalah negara kita mengekspor karet ke luar negeri dengan misal harga Rp. 20.000.-/kg, namun kemudian kita mengimpor ban mobil yang dengan ukuran 2 kg dengan harga Rp. 400.000.- ada defisit neraca antara nilai ekspor kita dengan nilai impor, atau dengan kita mengekspor bijih besi, namun kemudian kita mengimpor mobil Ferrari, tentu saja neraca kita defisit besar akibat angka ekspor -impor yang berbeda jauh nilainya.

Mata uang juga dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia suatu negara untuk menciptakan sebuah produk yang dapat digunakan oleh negara lain / dibelahan dunia lain, contoh : beberapa negara maju menciptakan produk yang digunakan oleh negara berkembang seperti Facebook, WA, media sosial, tehnologi komputer dll, sehingga penggunanya ada di seluruh dunia, maka uang dari seluruh dunia masuk ke negara itu dan membuat uang dari seluruh dunia berpindah ke negara pencipta tehnologi itu.

Tenaga kerja di luar negeri, juga berperan dalam masuknya uang ke negara kita, dengan bekerja diluar negeri dan setelah gajian, uangnya masuk ke negara kita, maka jumlah uang yang beredari di Indonesia akan bertambah dan menguatkan nilai mata uang. 

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk memperkuat nilai mata uang sebuah negara ? caranya banyak, antara lain :
1. mengurangi penggunaan produk-produk luar seperti alat elektronik, gadget, internet, dll.
2. menambah ekspor dan mengurangi impor.
3. menambah tenaga kerja diluar negeri.
4. memberikan pajak tinggi bagi barang impor.
5. mengurangi pajak ekspor.
6. membeli alat elektronik buatan dalam negeri.
7. menciptakan situasi yg aman dan kondusif, sehingga geliat investasi bertumbuh dan uang dari negara lain masuk ke negara ini.
8. berhemat, dengan berhemat kita bisa mengelola uang dengan baik, sehingga bank bisa tumbuh dengan baik dan negara punya cadangan uang.
9. menggunakan mata uang negara sendiri.
10. meningkatkan SDM sehingga bisa menciptakan produk yang diminati negara lain sehingga uang dari negara lain bisa masuk ke negara kita
dll....


Ayo guys kurangi menggunakan produk luar negeri dan tingkatkan SDM kita dengan rajin belajar, agar kita bisa bersaing dengan tehnologi dari luar.

Sekian Kali ke Jakarta, Jakarta masih jadi tempat Eksotis untuk dikunjungi.

Selasa,/11/09/2019. Berangkat pukul 17.40 WIB dari Jambi, melalui bandara Soekarno Hatta Jambi, situasi agak mendung, musim hujan telah mengguyur Jambi, agak khawatir memang, mengingat cuaca yang agak mendung, maklum agak sedikit takut jika cuaca buruk. 

Pengalaman ketika  akan mendarat di kota Bandung yang dulu menakutkan membuat seakan pengalaman itu terulang kembali, ketika pesawat Citilink yang saya tumpangi melewati awan yang kosong sehingga pesawat hampir jatuh karena kehilangan tumpuan.

Sekitar 19.00 WIB kami sampai di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang Banten, bandara yang memiliki tampilan baru, Ultimate 3, megah, gagah dan luas, yang diresmikan oleh presiden Jokowi, banyak kenyamanan di bandara ini seperti area yang bersih, wifi gratis, golf car, escalator berjalan, dan berbagai tempat makanan yang bagus.

Kami menggunakan taksi pribadi ke hotel Oasis Amir yang terletak di daerah Jakarta Pusat, setelah sampai kami check in dikisaran harga Rp. 600.000.- semalam dan masih masuk kategori budget kami.
Lokasi hotel ini termasuk strategis, dekat dengan Mall Atrium Senen, sehingga akses untuk mencari makanan dan hiburan mudah dicapai.

Hotel ini ternyata hotel yang sudah berumur, didirikan sekitar tahun 2000, terletak di jantung kota, sehingga memudahkan untuk mencapai lokasi perkantoran. 

Sekian kisah perjalanan kali ini. 

07/09/18

Malang Kota Apel

Selasa 4/9/2018.  Kami berangkat dari Palembang menuju malang pada pukul 07.40 Wib dari Bandara Sultan Badharudin II Palembang, transit via Jakarta, sampai di Jakarta pada pukul 08.40 Wib, penerbanga memakan waktu 1 jam 15 menit.

Suasana penerbangan yang nyaman dan snack yang diberikan kru pesawat garuda, serta beberapa film menarik, membuat penerbangan ini berjalan dengan nyaman dan sampai di Jakarta tepat waktu, namun pada saat pendaratan ada salah satu penumpang yang menjerit pada saat pesawat mendarat di landasan pacu, teriakan penumpang membuat pemumpang lain ciut, hehe...

Mungkin saja pada saat mendarat, si penumpang tersebut tertidur dan pada saat mendarat terjadi hentakan, ia mengira bahwa pesawat itu mungkin terjatuh, akibatnya dia menjerit...

Mendarat di Malang, kota apel, bukan pengalaman yang pertama bagi kami, kamu sudah sering ke sini dalam rangka pemeriksaan ahli pidana dari Universitas Brawijaya Malang, secara geografis malang merupakan dataran yang tinggi, sehingga cuaca di Malang lebih dingin. 

Sampai di bandara, kami memesan mobil taksi bandara yang berplat hitam, dengan ongkos Rp. 150.000.- kami diantar oleh supir ke hotel Swiss-Belinn, hotel yang lumanayan lengkap dengan fasilitas gym, dan kolam renang, serta wifi.

Kota Malang terkenal dengan beberapa spot wisata yang bagus diantaranya wisata petik apel di Batu, museum angkut. Untuk wisata panen apel, kegiatannya lumayan asyik, kita bisa panen apel dan makan buah apel sepuasnya di lokasi, namun ketika akan keluar dari lokasi jumlah apel yang kita panen akan ditimbang dan dibayar.

Museum Angkut juga merupakan destinasi yang menarik untuk dikunjungi karena di museum itu, semua alat angkut yang pernah dibuat, mulai dari kendaraan mobil zaman tempo dulu hingga yang terbaru.

Gunung Bromo, merupakan lokasi eksotis yang juga bisa dikunjungi, namun saya belum pernah kesana, sehingga saya belum bisa bercerita soal Bromo, hehe
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...